Mekanisme Terjadinya Hipertensi pada pengidap obesitas
Dalam penelitian yang diberi nama dengan ‘The Framing Heart Study’ yang telah melakukan penelitian selama 44 tahun. Dalam penelitian tersebut Mengemukakan bahwa kegemukan dan obesitas memiliki kontribusi sebagai penyebab dari 28% Hipertensi pada wanita , 26% hipertensi pada pria. Sebanyak 23% kasus penyakit arteri koroner pada pria terjadi Akibat obesitas , dan 15% terjadi pada wanita.
Obesitas menyebabkan ketidak seimbangan antar energi yang ada dan energi yang dikeluarkan oleh tubuh dapat menyebabkan Faktor resiko terjadinya kegemuka diantaranya
• Pola makan yang tidak sehat
• Faktor genetik
• Kurangnya beraktivitas, contoh nya seperti duduk sepanjang hari
• Dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti cushing dan gangguan hormonal
• Efek obat, misalnya steroid
tekanan darah tinggi disebut juga hipertensi adalah besaran tekanan darah terhadap dinding bagian dalam arteri. Untuk mengetahui tekanan darah, biasanya dilakukan dengan pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali atau lebih, sehingga orang yang terdiagnosa mengidap tekanan darah tinggi telah melakukan diagnose hipertensi sebanyak minimal dua kali.
Untuk mengelompokan tekanan darah dokter melakukan klasifikasi sebagai berikut.
Tekanan Darah Normal apabila tekanan darah sistolik (angka bagian atas) 120mmHg atau kurang, untuk tekanan darah diastolic (angka bagian bawah) 80mmHg atau kurang.
Pre-hipertensi yaitu kondisi dimana saat angka darah sistolik diantara angka 120-139 mmHg, sementara angka diastolik diangka 90-89 mmHg.
Peningkatan tekanan darah dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :
Hipertensi Stadium 1, tekanan darah sistolik diangka 140-159 mmHg dengan diastolic 90-99 mmHg
Hipertensi stadium 2 , ketika tekanan darah sistolik sama dengan ataupun lebih dari 160 mmHg, sementara diastolic sama dengan ataupun lebih dari 11 mmHg
Obesitas dan hipertensi sendiri sangat berhubungan satu sama lain, menurut salah satu penelitian di Amerika Serikat menjelaskan bahwa ada 58 – 65 juta orang dewasa yang terkena hipertensi, sehingga orang obesitas akan jauh beresiko terkena hipertensi.
Obesitas serta kenaikan berat badan merupakan salah satu faktor risiko hipertensi. Hubungan keduanya sendiri saling berkaitan dengan indeks massa tubuh (IMT). Cara menghitung obesitas Seseorang bisa diukur dengan indeks massa tubuh, yang perhitungannya berdasarkan berat dan tinggi badan. IMT sendiri berhubungan dengan lemak tubuh, sehingga masa tubuh tidak hanya penting untuk menentukan resiko hipertensi, namun juga pendistribusian lemak di dalam tubuh.
Abdominal atau lemak yang menumpuk pada bagian perut disebut dengan obesitas abdominal. Obesitas abdominal pengukuran obesitas yang di tentukan oleh ukuran lingkar pinggang, jika ukuran lingkar pinggang lebih dari 102 cm untuk pria dan 88 cm untuk wanita maka orang tersebut termasuk kedalam kategori obesitas abdominal.
Menurut salah satu penelitian, ketika wanita yang mengalami kenaikan berat banyak 4.5 – 10 kg, ataupun mengalami kenaikan berat badan hingga lebih dari 25 kg, keduanya memiliki kenaikan resiko terhadap hipertensi. Semakin banyak kenaikan tubuh seseorang maka semakin tinggi juga resiko terkena hipertensi pada orang tersebut.
Penurunan berat badan seseorang secara drastis akan mengakibatkan penurunan tekanan darah secara signifikan, penurunan sebanyak 10%, akan menurunkan tensi yang tinggi menjadi lebih rendah sebanyak 4.3/3.8 mmHg.
Penderita obesitas memiliki resiko tinggi terkait kesehatan lainnya, terutama akibat lemak abdominal. Jika seseorang memiliki lemak abdominal berlebih beresiko tinggi mengalami penyakit jantung, tekanan darah tinggi, riwayat diabetes hingga kadar kolesterol tinggi.
Hal yang perlu di ingat antara hubungan obesitas dan hipertensi sendiri yaitu tensi tinggi mengakibatkan komplikasi penyakit kronis lainnya. Oleh sebab itu, pentingnya mengendalikan hipertensi dengan cara mengkonsumsi obat darah tinggi
sumber :
https://www.guesehat.com/waspada-obesitas-meningkatkan-risiko-hipertensi